Kamis, 17 Oktober 2013

kenapa menjadi orang baik bisa begitu rumit?

Tiba-tiba saja aku merasa perlu untuk bersedih. Aku baru saja mengetahui bahwa barangkali aku telah menyakiti perasaan seorang perempuan, lagi. Baru saja aku membaca status orang itu di salah satu akun sosial media miliknya. Ia bilang aku meninggalkan bekas luka, meski ia tidak secara tegas menyebutkan bahwa orang itu aku, tetap saja aku merasa bahwa ia tengah berbicara tentangku.
Kenyataannya adalah aku tidak pernah merasa hendak dengan sengaja menyakiti perasaanya. Hal seperti ini bukanlah yang pertama kalinya buatku, tapi tetap saja itu membuatku sedih, dan justru kian memaksaku untuk berpikir bahwa mungkin kesalahan ada padaku dan aku saja yang barangkali tidak menyadarinya.

Yang paling sering terjadi adalah aku pada awalnya, seperti setiap kali aku berlaku, beramah-tamah. Aku suka mempunyai banyak teman, akrab dengan semua orang, mempunyai banyak saudara adalah sesuatu yang aku inginkan. Pada satu waktu, mungkin aku menjadi terlalu gampang bilang iya. Aku mudah sekali meluluskan permintaan yang sekiranya itu sepele buatku. Membuat orang senang, tersenyum adalah kesenangan yang lain. Saat melihat seseorang bersedih aku tidak pernah tak tergiur untuk sekadar membuatnya tersenyum. Memberi hadiah atau kado adalah sesuatu yang lain yang menjadi kegemaranku, biasanya. Lalu, lambat laun, satu atau dua orang kemudian menganggap hal-hal itu sebagai sesuatu yang lain bagi mereka. Lalu kesalahan akan dengan mudah menjadi milikku. Kenapa menjadi orang baik menjadi begitu rumit sekarang ini? Oke mungkin aku terlalu naif saat bilang aku orang baik. Tapi bagaimana nanti nasib manusia saat kebaikan kemudian dianggap sebagai hal buruk? Sebagai pemberi harapan, lalu saat kebaikan itu tidak sesuai dengan harapannya, dengan mudah ia bilang itu sebagai pemberi harapan palsu??

Apakah salah menjadi orang baik? Lalu, bila aku menjadi orang jahat apa kalian masih mau berteman denganku? Bahkan antara para penjahat pun mereka selalu saling berbuat baik.
Kenapa berbuat baik harus selalu dengan alasan? Kenapa keramahan harus dicurigai? Hidup sudah sulit, kenapa harus mempersulit diri dengan prasangka dan harapan tinggi? Saranku, selama itu tidak merugikan, ambil saja apa yang ada.
Ah iya, orang yang tidak bisa menerima kita saat kita bilang tidak padanya adalah orang yang ingin mengendalikan hidup kita. Kau tahu apa yang harus kalian lakukan pada orang seperti itu, bukan? Iya, setidaknya aku sedang belajar untuk berkata tidak, aku agak terpaksa barangkali. Namun hal itu tidak aku yakini akan dengan sungguh-sungguh aku laksanakan tanpa kompromi. Meminjam perkataan temanku ‘sempit sekali duniaku kalau hidupku harus selalu berpusat pada perkataan orang-orang yang bahkan tidak menaruh peduli padaku.’ Aku masih enggan percaya bahwa berbuat baik adalah sebuah kejahatan. Mungkin aku hanya harus agak berhati-hati untuk berbuat baik. Sudah pasti tidak semua orang bisa menerima kebaikan. Tidak sekali aku mendapat kerumitan gara-gara berbuat kebaikan. Inilah ‘Bumi manusia’, tidak sekali-kali aku tak setuju oleh Pram dalam hal ini.

Masih ada orang-orang di luar sana yang mempertanyakan apa motivasi dari kebaikan yang sering kita perbuat tanpa sesuatu maksud apapun. Perlukah kita berhati-hati dalam berbuat baik? Aku percaya perlu. Namun berbuat baik, bagiku, jauh lebih dari perlu!

5 komentar:

  1. Waaahhh :O
    stalking timelinenya siapa yaaaa #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha kupikir kamu kenal orangnya ar :P

      Hapus
    2. Iyakah? Siapa? Siapa? *kepo maksimal*

      Hapus
  2. ;)) kenapa begitu rumit?

    Entah ya, tapi kalau ini hanya pendapatku saja. Kenapa mencaba baik itu begitu rumit ? karena kamu memberikan kebaikan itu pada beragam jenis orang yang tak sama denganmu, faktanya begitu bukan.

    Dan lagi, Eko, hidup dijaman prasangka ini adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pilihanmu adalah tetap menjadi dirimu (yg mungkin akan berasa tetap sulit) atau kamu mau merubahnya menjadi dirimu yang lain (yang mana, entah itu akan membuatmu merasa lebih baik atau malah membuat km kehilangan jati dirimu) ;)

    Oh ya soal itu xixixix, katakanlah orang itu perempuan, perasa, sensitif, dan dalam banyak pengharapan akan sesuatu... cinta mungkin, maka...perasaanpun akan dibumbui kembali dengan PRASANGKA ;)

    semangat Eko!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya teteh... sudah diputuskan kok, Aku masih seperti yang duluuuu :D

      Hapus