Kamis, 17 Oktober 2013

kamisan #4 cinta yang menyembuhkan - menghibur penghibur


Ida membuka pintu kamar kost Neni secara serabutan. Bau apak segera menyerbu paru-paru Ida. Ida menyibak kan tirai jendela. Neni menutupi matanya yg masih terpejam dengan punggung tangannya, terkejut oleh intensitas cahaya dari luar yang menyerobot masuk lewat lubang pintu dan jendela. Ida membuka daun jendela, membiarkan udara masuk banyak-banyak.
Ida mengambil bungkusan nasi goreng yang ia bawa kemarin, masih utuh, Ida membuangnya ke tempat sampah di luar kamar. Ida menyingkirkan gelas teh yang telah dingin di dekat kasur Neni, menaruhnya di dekat dispenser. Lalu Ida duduk di bibir kasur, tangannya jatuh di paha Neni. Neni menurunkan tangan yang menutupi matanya. Neni memandang lurus ke langit-langit kamar kost nya.

"Ayo bangun, mandi sana!" Ida menarik sebelah lengan Neni. Neni memiringkan tubuhnya, memunggungi Ida, menatap tembok. "Hendak sampai kapan kau akan begini?"

"Apa salahku, Da? Apa menurutmu aku salah?"  ujar Neni tanpa membalikkan tubuhnya. Suaranya serak dan bergetar, ada tangis di suaranya. Neni masih terpukul, pacarnya selingkuh, ada rasa bersalah yang masih tinggal di dirinya. Dan Neni tidak tahu cara menghapus rasa bersalahnya.

"Tidak ada yang salah padamu. Lelaki itu yang brengsek, yang tidak bisa memperlakukanmu dengan layak." Neni kemudian terisak. "Kau tidak bisa terus-terusan menyia-nyiakan hidupmu seperti ini, Nen."

Ida bangkit, memanaskan air dalam dispenser, lalu kembali menghampiri Neni."Sudah ayo mandi dulu, biar wangi." bujuk Ida seraya melebarkan bibirnya.

Neni bangkit dengan malas. Matanya yang bengkak berkedip sekali, tanpa menatap Ida, Neni berjalan ke kamar mandi. Ida membereskan kasur Neni, menyapu lantai. Membuat segelas teh hangat untuk Neni.
   
Neni keluar dari kamar mandi. Bau sabun dengan cepat mengisi udara kamar. Rambutnya yang basah menguarkan bau shampo. Namun kesegaran itu tidak terlalu membekas di raut muka Neni, sorot matanya kosong.
"Minumlah!" Ida menyodorkan teh hangat ke depan Neni yang duduk bersimpuh di kasur, menyandarkan dirinya ke tembok. "Jadi, mau kemana kita hari ini?" tanya Ida dengan mata berbinar. Neni menggeleng. "Kamu mau eskrim? Ada warung es krim baru di dekat toko buku di ujung jalan." Neni diam, meratapi keengganan yang tumbuh pada makanan favoritnya itu. "Ah pasti menyenangkan makan es krim panas-panas begini. Nah, nanti kita mampir ke toko buku, sudah lama kan kita tidak belanja buku bareng?" Ida tidak berniat menyerah kepada Neni. "Atau kita bisa shoping aja, bagaimana?" Ida melirik nakal pada Neni.
Neni diam, memandang gelas teh di depannya tanpa gairah. Ida menghela nafas, lalu duduk pasrah di samping Neni. Ida memeluk lututnya seraya menyandarkan bahunya pada tembok.

Neni memandang pada Ida, Neni tahu dia tak bisa menyia-nyiakan usaha Ida menghiburnya. Neni tersenyum, “tentu saja kita akan ke sana Da. Aku ingin eskrim vanilla.” ujar Neni sambil bangkit. Ida tersenyum. [ ]

4 komentar:

  1. Boleh kusarankan tentang template blog ini? Terlalu silau dan ganggu, kautahu? Mata nggak nyaman bertatap lama-lama jika tulisanmu panjang-panjang :D

    Well. nanggung nieh tapi pas sama judul sieh.

    BalasHapus
  2. hehehehe iyohaaaaa sip nanti deh kalau udah nemu wifi yoooo

    hahaha yg nanggung yang seru wkwkwkw

    BalasHapus