Judul : Namaku Hiroko
Penulis : Nh. Dini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : cetakan kesembilan, mei 2009
ISBN : 978-979-655-587-1
Namaku Hiroko, adalah buku Nh. Dini pertama yang kubaca. Waktu itu sebenarnya aku mencari buku Nh. Dini yang lain, Pada Sebuah Kapal, tapi karena justru buku ini yang aku temukan, akhirnya tetap aku ambil. Dan agak takjubnya, buku 247 halaman ini selesai dalam 3 hari saja. Dan itu aneh buatku.
Penulis : Nh. Dini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : cetakan kesembilan, mei 2009
ISBN : 978-979-655-587-1
Namaku Hiroko, adalah buku Nh. Dini pertama yang kubaca. Waktu itu sebenarnya aku mencari buku Nh. Dini yang lain, Pada Sebuah Kapal, tapi karena justru buku ini yang aku temukan, akhirnya tetap aku ambil. Dan agak takjubnya, buku 247 halaman ini selesai dalam 3 hari saja. Dan itu aneh buatku.
Namaku Hiroko adalah sebuah buku tentang seorang gadis desa yang dibesarkan dalam sopan santun keluarga yang taat. Hiroko muda adalah gadis desa yang lugu dan terbiasa hidup keras. Seorang perempuan desa yang hanya lulusan sekolah dasar. Hidup bersama seorang ayah, ibu tiri, dan dua orang adik lelaki. Ayahnya petani, ibu tirinya baik hati, dan kedua adik lelakinya adalah pangeran di rumah mereka. Dalam budaya jepang, di buku ini, betapa anak lelaki hidup dengan manja, tidak seperti anak perempuan yang justru dituntut lebih bekerja keras, dari sinilah Hiroko mulai tumbuh.
Perjalanan hidup Hiroko dimulai saat Hiroko disuruh tanpa kata oleh ayahnya menjadi seorang pembantu rumah tangga. Dalam masa Hiroko menjadi pembantu inilah Hiroko kemudian mengetahui kehidupan yang menurut Hiroko lebih baik. Hiroko mengenal kebersihan dan kerapihan, sebuah rumah yang bersih dan rapi kemudian menjadi sebuah rumah yang ia inginkan, tidak seperti rumah ayahnya di desa. Pada suatu hari, nenek Hiroko meninggal, Hiroko kemudian terpaksa pergi dari rumah tempat ia bekerja. Ketika Hiroko masih di desa, Hiroko kemudian mendapat kabar dari majikannya bahwa ia tak perlu kembali bekerja, sudah ada orang lain yang menggantikan pekerjaannya. Selama di rumah, Hiroko selalu mendambakan rumah yang lebih baik untuk tinggal.
Lalu, Hiroko bertemu dengan Tomiko, yang bekerja di kota Kansai, yang ada di pulau lain dari Kyushu, pulau tempat mereka tinggal. Setelah sepakat akan dicarikan pekerjaan di Kansai, Hiroko pun pergi turut dengan Hiroko ke Kansai. Selama perjalanan ke Kansai, Hiroko kemudian melihat Tomiko sebagai orang yang melekat ke dalam pikirannya sebagai orang panutannya. Selama belum bekerja, Hiroko untuk sementara tinggal berama Tomiko di rumah majikan Tomiko. Di sana, Hiroko bertemu dengan Emiko, salah seorang yang kemudian Hiroko belajar banyak hal darinya. Juga Michiko, seorang perempuan yang bekerja di kabaret. Dari merekalah kemudian Hiroko mulai belajar tentang hidup yang ia ingini.
Hiroko mendapatkan pekerjaan pertamanya di rumah sebuah keluarga kecil, suami istri yang mempunyai seorang anak balita. Dan dari rumah ini pulalah Hiroko mengenal cinta. Adalah Sanao, adik lelaki dari nyonya rumahnya, yang mengenalkan Hiroko pada tahap hidup yang ia anggap sebagai tahap ia melangkah ke dunia orang dewasa. Namun hal itu tidaklah berlangsung lama, karena Sanao harus mengakhiri kunjungannya ke rumah kakak perempuannya dan pulang kembali ke Yokohama. Kemudian, Hiroko keluar dari rumah tempat ia bekerja saat tuannya melakukan hal-hal lebih yang ia—sebagai orang desa yang polos dan pembantu rumah tangga kedudukkannya—tidak bisa tolak. Hiroko memilih keluar dari rumah itu dengan dibantu Tomiko.
Selepas itu, nasib membawa Hiroko menjadi seorang pegawai toko besar. Di tempat itu Hiroko bertemu dengan Nakajima-san, atasannya, yang darinya Hiroko melengkapi dirinya menjadi seorang perempuan yang tahu apa yang ia inginkan. Hiroko berubah dari gadis desa menjadi perempuan kota yang komplit. Didorong oleh kehidupannya yang miskin di desa, Hiroko kemudian bertekad untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, punya hidup yang terjamin dan tentu saja kebebasan. Hiroko menyukai uang, namun tak sampai mendewakan uang. Meski sempat terjebak pada hal yang tak ia inginkan, Hiroko mampu berlepas diri dari hal yang mungkin bisa dibilang menjual prinsip hidupnya, dan Hiroko pada akhirnya tidak sudi menjual hidupnya demi uang.
Kisah hidup Hiroko kemudian berlanjut menjadi rumit, terutama perihal lelaki yang ia anggap sebagai kekasih. Tapi Hiroko sudah matang, Hiroko tahu apa yang ia inginkan, dan barangkali, novel ini telah selesai bagi saya di sini.
Dengan tulisan yang ringan dan rapi, Nh. Dini sungguh memukau dengan menyajikan sebuah cerita yang memikat hati saya. Sebuah buku yang harus anda baca. Setelah buku ini, maka saya tidak akan heran jika pada akhirnya nanti, saya takkan kapok membaca tulisan Nh. Dini yang lain. Jadi, selamat membaca!