Kesunyian bertamu tanpa kenal tempat. Sepi selalu memburu
jiwa-jiwa yang sebatang kara. Kesunyian tanpa ampun membungkam siapa saja.
Kesunyian bukanlah hukum yang buta dan bisa mengabaikan orang yang mampu
membayarnya. Sepi memangsa siapa saja. Kesunyian bahkan mampu menikammu di
tengah keramaian.
Saya baru saja menyelesaikan 6 bab di bagian pertama buku ini
ketika pikiran saya tiba-tiba terlempar ke periode akhir tahun kemarin. Waktu itu
saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri konser Payung Teduh. Yang menggembirakan
adalah saya, beruntungnya, tidak harus datang sendiri ke konser tersebut. Saya bersama
David, yang telah jauh-jauh datang dari kota seberang. iya, kami, kebetulan
sama-sama menggemari lagu-lagu Payung Teduh.
Malam itu seharusnya saya senang. Mmmmm sesungguhnya saya
memang merasa gembira. Namun, meskipun saya tidak sendirian malam itu, bahkan
saya ditemani seorang kawan, yang spesialnya sama-sama menyukai lagu-lagu
Payung Teduh; nyatanya, saya tetap merasa sendiri. Saat ketika seluruh penonton
bersama-sama bernyanyi mengikuti alunan musik Payung Teduh, saat saya menengok
pada David, saya sadar bahwa sesungguhnya saya sedang sendirian. Dalam satu
cara yang entah bagaimana saya terbawa oleh nada dan lirik lagu yang sedang
mengalun. Sementara itu saya merasa tidak mengetahui apa yang sedang David
rasakan ketika menyanyikan lirik lagu tersebut. Dan entah orang lain yang tidak
saya kenal yang juga tersihir oleh syahdunya lagu itu. Tiba-tiba saya merasa
sendiri. Sepi. Saya merindukan sebuah pelukan. Tetapi, kendatipun saya
memaksakan diri untuk memeluk David_sebenarnya, saya pikir, tidak salah juga
jikalau saya memeluknya_niscaya rasa sepi itu tak akan hilang.
Sesungguhnya, sejak saya menyelesaikan bab pertama pun angan
saya sudah tidak utuh mampu duduk di depan halaman-halaman buku ini. Sebentar-sebentar
saya dibawa pada rasa sepi yang dulu-dulu acapkali saya rasakan. Seperti anda tahu,
Chairil Anwar pernah berujar dalam salah satu puisinya, Nasib adalah kesunyian
masing-masing.
The Heart is A Lonely Hunter adalah buku pertama Carson
McCullers, yang ditulis pada saat McCullers berumur 23 tahun. Buku ini terbit
di amerika pertama kali pada tahun 1940. McCullers dengan begitu jeli
menghadirkan kesepian-kesepian yang dirasakan oleh para tokoh-tokohnya dalam
buku ini. Ya, tokoh-tokohnya, buka satu orang, melainkan ada 5 karakter utama
dalam buku ini yang hidup dalam kesepiannya masing-masing.
Buku ini berpusat pada John Singer, seorang bisutuli yang
kehidupannya berubah setelah Antonapoulos dikirim ke rumah sakit jiwa oleh
Charles Parker, sepupu Antonapoulos. Sebelum itu, John Singer merasa hidupnya
baik-baik saja. Meskipun sesungguhnya Antonapoulos tidak bisa dibilang teman
yang baik, menurut pembacaan saya. Antonapoulos tidak pernah memperhatikan
apapun yang dikatakan John Singer ketika John singer sibuk menceritakan segala
hal yang ada dalam pikirannya melalui isyarat tangannya. Antonapoulos juga
mengabaikan ketika John singer mengajaknya bermain catur, sehingga bisa dibilang
John Singer seolah bermain melawan dirinya sendiri.
Lalu ada Biff Branoun, pemilik kedai New York Cafe. New York
Cafe adalah hal kedua yang menghubungkan keseluruhan buku ini selain John
Singer. Biff sehari-hari menjalani hidupnya untuk menjaga kedai miliknya,
bergantian dengan Alice, istri Biff. Seperti Singer, Biff juga menjalani
kesepiannya sendiri. Dikisahkan bahwa Biff merasa kesepian meskipun ia hidup
dengan Alice. Bahkan, ketika hendak berangkat tidur usai shif malam, alih-alih
memeluk atau basa-basi lain, Biff justru mengusir istrinya dari ranjang agar ia
bisa mulai tidur.
Kemudian ada Mick Kelly, remaja perempuan yang kepalanya diisi
mimpi-mimpi yang sepertinya tidak mampu ia raih. Ia menulis musik/simfoni-nya
sendiri karena terpikat oleh permainan piano yang ia dengar di radio, radio
milik tetangga atau orang yang indekos di rumah milik ayahnya. Mick terpisah
dari dua kakak perempuannya, Hazel dan Etta, ia lebih suka mengikuti Bill,
kakak lelakinya. Mick tidak ingin menjdi seperti Hazel dan Etta, terlebih tidak
ingin mengenakan pakaian bekas milik Hazel dan Etta.
Sementara itu, Jake Blount adalah seorang pengembara, seorang
sosialis yang telah meninggalkan rumahnya sendiri sejak kecil. Jake Blount
selalu berbicara panjang lebar tentang ketidakadilan yang menimpa para orang
kecil, para buruh. Jake kesepian karena merasa tidak ada yang mengetahui apa
yang ia ketahui, kebenaran yang ia yakini akan mengubah hidup semua orang
miskin jika saja mereka(orang-orang miskin) mengetahui apa yang ia yakini.
Dan terakhir ada Bennedict Copeland, seorang dokter kulit hitam
yang hidup di masa ketika rasisme masih menjadi hantu yang menakutkan. Yang lebih
menakutkan adalah fakta bahwa Dokter Copeland seolah-olah tercerabut dari
akarnya sendiri. Sebagai seorang kulit hitam, Bennedict Copeland tidak mau
hidup seperti orang-orang kulit hitam lainnya. Bennedict memutuskan pergi dari
rumahnya dan belajar untuk menjadi seorang dokter. Keadilan baginya adalah ketika
orang-orang tidak lagi dipandang dari warna kulitnya.
Namun, yang menyedihkan adalah ketika bahkan keluarganya sendiri
justru tidak sejalan dengan keinginannya, apa yang ia anggap sebagai cita-cita
sejati. Alih-alih mengikuti apa yang Dokter Copeland percayai, Anak-anaknya
justru merasa lebih nyaman untuk hidup seperti orang kulit hitam lainnya. Portia
dan Willie sudah puas dengan pekerjaan sebagai pembantu di rumah keluarga Kelly
dan karyawan di kedai New York Cafe.
Selain berbicara soal kesepian, McCullers juga tidak luput
berbicara tentang keadaan sosial di lingkungannya ketika itu. Melalui Willie
yang diperlakukan tidak adil saat tengah menjalani hukuman di penjara yang
mengakibatkan kaki-kaki Willie harus diamputasi, Portia dan orang-orang kulit
hitam lainnya berkeras untuk membiarkan kejadian itu. Namun Bennedict tidak mau
tinggal diam. Bennedict berusaha memikirkan cara untuk mencari keadilan untuk
Willie. Pada suatu titik, Bennedict Copeland memutuskan untuk pergi ke
pengadilan. Yang terjadi kemudian adalah, Dokter Copeland dipenjara oleh sherif
kulit putih ketika ia pergi ke pengadilan untuk mencoba menemui seorang hakim
dan bicara mengenai apa yang terjadi pada Willie. Dokter Copeland sedang duduk
di kursi antrian di luar ruang hakim ketika seorang sheriff datang kepadanya,
lalu memenjarakannya tanpa suatu alasan apapun.
Biff, Mick, Jake dan Bennedict sendiri menganggap Singer
sebagai satu-satunya orang yang bisa mengerti kesepian mereka. Tanpa sepengetahuan
mereka, Singer merasa bingung akan apa yang mereka inginkan dari dirinya. Singer
masih merasa Antonapoulos adalah satu-satunya orang yang bisa mengerti dirinya
karena mereka sama-sama bisu-tuli. Sementara Antonapoulos hanya peduli pada
makanan.
Hubungan Singer-Antonapoulos ini sama seperti hubungan
Lucile(adik ipar Biff Branoun) dengan Leroy, suaminya yang brengsek. Leroy
datang dan pergi semaunya. Leroy datang untuk menghamburkan uang yang
dikumpulkan Lucile dari pekerjaannya sebagai karyawan pabrik pemintalan kapas. Lalu
pergi tanpa alasan, lagi. Saat Leroy, lagi-lagi datang, tanpa kekuatan menolak,
Lucile akan menerima kedatangan lelaki itu untuk mengacaukan hidupnya.
The Heart is A Lonely Hunter adalah buku tentang kesepian yang
dialami oleh manusia-manusia di bumi ini. Sebuah buku yang mampu membawa saya
kembali ke masa-masa yang telah lewat dan memikirkan kembali, ‘Sebenarnya, aku
kesepian enggak sih, seperti karakter di dalam buku ini?’. Tidak memiliki lawan
bermain catur itu sepi. Tidak memiliki teman untuk berbincang-bincang tentang
apa yang kita tahu itu sepi. Tidak memiliki teman yang juga membaca buku yang
kita baca itu sepi. Tidak bisa melakukan/mendapatkan hal yang kita inginkan itu
sepi. sepi, sendiri, aku benci!
Saya memberikan 5 dari 5 bintang untuk buku ini.
Judul : The Heart
is A Lonely Hunter
Penulis : Carson
McCullers
Penerbit : Qanita
Alih Bahasa : A.
Rahartati Bambang Haryo
Terbit tahun : cetakan
1, Februari 2007. Terbit pertama di Amerika tahun 1940.
Isbn :
979-326-57-X
* Sepi, Sendiri, Aku Iri! ~ dikutip bebas dari puisi di film Ada Apa Dengan Cinta. lirik aslinya adalah 'Sepi, Sendiri, aku benci!'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar