Sabtu, 20 Juni 2015

#MBRCKBI Sepi, Sendiri, Aku Iri!



Kesunyian bertamu tanpa kenal tempat. Sepi selalu memburu jiwa-jiwa yang sebatang kara. Kesunyian tanpa ampun membungkam siapa saja. Kesunyian bukanlah hukum yang buta dan bisa mengabaikan orang yang mampu membayarnya. Sepi memangsa siapa saja. Kesunyian bahkan mampu menikammu di tengah keramaian.

Saya baru saja menyelesaikan 6 bab di bagian pertama buku ini ketika pikiran saya tiba-tiba terlempar ke periode akhir tahun kemarin. Waktu itu saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri konser Payung Teduh. Yang menggembirakan adalah saya, beruntungnya, tidak harus datang sendiri ke konser tersebut. Saya bersama David, yang telah jauh-jauh datang dari kota seberang. iya, kami, kebetulan sama-sama menggemari lagu-lagu Payung Teduh.

Malam itu seharusnya saya senang. Mmmmm sesungguhnya saya memang merasa gembira. Namun, meskipun saya tidak sendirian malam itu, bahkan saya ditemani seorang kawan, yang spesialnya sama-sama menyukai lagu-lagu Payung Teduh; nyatanya, saya tetap merasa sendiri. Saat ketika seluruh penonton bersama-sama bernyanyi mengikuti alunan musik Payung Teduh, saat saya menengok pada David, saya sadar bahwa sesungguhnya saya sedang sendirian. Dalam satu cara yang entah bagaimana saya terbawa oleh nada dan lirik lagu yang sedang mengalun. Sementara itu saya merasa tidak mengetahui apa yang sedang David rasakan ketika menyanyikan lirik lagu tersebut. Dan entah orang lain yang tidak saya kenal yang juga tersihir oleh syahdunya lagu itu. Tiba-tiba saya merasa sendiri. Sepi. Saya merindukan sebuah pelukan. Tetapi, kendatipun saya memaksakan diri untuk memeluk David_sebenarnya, saya pikir, tidak salah juga jikalau saya memeluknya_niscaya rasa sepi itu tak akan hilang.

Sesungguhnya, sejak saya menyelesaikan bab pertama pun angan saya sudah tidak utuh mampu duduk di depan halaman-halaman buku ini. Sebentar-sebentar saya dibawa pada rasa sepi yang dulu-dulu acapkali saya rasakan. Seperti anda tahu, Chairil Anwar pernah berujar dalam salah satu puisinya, Nasib adalah kesunyian masing-masing.

The Heart is A Lonely Hunter adalah buku pertama Carson McCullers, yang ditulis pada saat McCullers berumur 23 tahun. Buku ini terbit di amerika pertama kali pada tahun 1940. McCullers dengan begitu jeli menghadirkan kesepian-kesepian yang dirasakan oleh para tokoh-tokohnya dalam buku ini. Ya, tokoh-tokohnya, buka satu orang, melainkan ada 5 karakter utama dalam buku ini yang hidup dalam kesepiannya masing-masing.

Buku ini berpusat pada John Singer, seorang bisutuli yang kehidupannya berubah setelah Antonapoulos dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Charles Parker, sepupu Antonapoulos. Sebelum itu, John Singer merasa hidupnya baik-baik saja. Meskipun sesungguhnya Antonapoulos tidak bisa dibilang teman yang baik, menurut pembacaan saya. Antonapoulos tidak pernah memperhatikan apapun yang dikatakan John Singer ketika John singer sibuk menceritakan segala hal yang ada dalam pikirannya melalui isyarat tangannya. Antonapoulos juga mengabaikan ketika John singer mengajaknya bermain catur, sehingga bisa dibilang John Singer seolah bermain melawan dirinya sendiri.

Lalu ada Biff Branoun, pemilik kedai New York Cafe. New York Cafe adalah hal kedua yang menghubungkan keseluruhan buku ini selain John Singer. Biff sehari-hari menjalani hidupnya untuk menjaga kedai miliknya, bergantian dengan Alice, istri Biff. Seperti Singer, Biff juga menjalani kesepiannya sendiri. Dikisahkan bahwa Biff merasa kesepian meskipun ia hidup dengan Alice. Bahkan, ketika hendak berangkat tidur usai shif malam, alih-alih memeluk atau basa-basi lain, Biff justru mengusir istrinya dari ranjang agar ia bisa mulai tidur.

Kemudian ada Mick Kelly, remaja perempuan yang kepalanya diisi mimpi-mimpi yang sepertinya tidak mampu ia raih. Ia menulis musik/simfoni-nya sendiri karena terpikat oleh permainan piano yang ia dengar di radio, radio milik tetangga atau orang yang indekos di rumah milik ayahnya. Mick terpisah dari dua kakak perempuannya, Hazel dan Etta, ia lebih suka mengikuti Bill, kakak lelakinya. Mick tidak ingin menjdi seperti Hazel dan Etta, terlebih tidak ingin mengenakan pakaian bekas milik Hazel dan Etta.

Sementara itu, Jake Blount adalah seorang pengembara, seorang sosialis yang telah meninggalkan rumahnya sendiri sejak kecil. Jake Blount selalu berbicara panjang lebar tentang ketidakadilan yang menimpa para orang kecil, para buruh. Jake kesepian karena merasa tidak ada yang mengetahui apa yang ia ketahui, kebenaran yang ia yakini akan mengubah hidup semua orang miskin jika saja mereka(orang-orang miskin) mengetahui apa yang ia yakini.

Dan terakhir ada Bennedict Copeland, seorang dokter kulit hitam yang hidup di masa ketika rasisme masih menjadi hantu yang menakutkan. Yang lebih menakutkan adalah fakta bahwa Dokter Copeland seolah-olah tercerabut dari akarnya sendiri. Sebagai seorang kulit hitam, Bennedict Copeland tidak mau hidup seperti orang-orang kulit hitam lainnya. Bennedict memutuskan pergi dari rumahnya dan belajar untuk menjadi seorang dokter. Keadilan baginya adalah ketika orang-orang tidak lagi dipandang dari warna kulitnya.

Namun, yang menyedihkan adalah ketika bahkan keluarganya sendiri justru tidak sejalan dengan keinginannya, apa yang ia anggap sebagai cita-cita sejati. Alih-alih mengikuti apa yang Dokter Copeland percayai, Anak-anaknya justru merasa lebih nyaman untuk hidup seperti orang kulit hitam lainnya. Portia dan Willie sudah puas dengan pekerjaan sebagai pembantu di rumah keluarga Kelly dan karyawan di kedai New York Cafe.

Selain berbicara soal kesepian, McCullers juga tidak luput berbicara tentang keadaan sosial di lingkungannya ketika itu. Melalui Willie yang diperlakukan tidak adil saat tengah menjalani hukuman di penjara yang mengakibatkan kaki-kaki Willie harus diamputasi, Portia dan orang-orang kulit hitam lainnya berkeras untuk membiarkan kejadian itu. Namun Bennedict tidak mau tinggal diam. Bennedict berusaha memikirkan cara untuk mencari keadilan untuk Willie. Pada suatu titik, Bennedict Copeland memutuskan untuk pergi ke pengadilan. Yang terjadi kemudian adalah, Dokter Copeland dipenjara oleh sherif kulit putih ketika ia pergi ke pengadilan untuk mencoba menemui seorang hakim dan bicara mengenai apa yang terjadi pada Willie. Dokter Copeland sedang duduk di kursi antrian di luar ruang hakim ketika seorang sheriff datang kepadanya, lalu memenjarakannya tanpa suatu alasan apapun.

Biff, Mick, Jake dan Bennedict sendiri menganggap Singer sebagai satu-satunya orang yang bisa mengerti kesepian mereka. Tanpa sepengetahuan mereka, Singer merasa bingung akan apa yang mereka inginkan dari dirinya. Singer masih merasa Antonapoulos adalah satu-satunya orang yang bisa mengerti dirinya karena mereka sama-sama bisu-tuli. Sementara Antonapoulos hanya peduli pada makanan.

Hubungan Singer-Antonapoulos ini sama seperti hubungan Lucile(adik ipar Biff Branoun) dengan Leroy, suaminya yang brengsek. Leroy datang dan pergi semaunya. Leroy datang untuk menghamburkan uang yang dikumpulkan Lucile dari pekerjaannya sebagai karyawan pabrik pemintalan kapas. Lalu pergi tanpa alasan, lagi. Saat Leroy, lagi-lagi datang, tanpa kekuatan menolak, Lucile akan menerima kedatangan lelaki itu untuk mengacaukan hidupnya.

The Heart is A Lonely Hunter adalah buku tentang kesepian yang dialami oleh manusia-manusia di bumi ini. Sebuah buku yang mampu membawa saya kembali ke masa-masa yang telah lewat dan memikirkan kembali, ‘Sebenarnya, aku kesepian enggak sih, seperti karakter di dalam buku ini?’. Tidak memiliki lawan bermain catur itu sepi. Tidak memiliki teman untuk berbincang-bincang tentang apa yang kita tahu itu sepi. Tidak memiliki teman yang juga membaca buku yang kita baca itu sepi. Tidak bisa melakukan/mendapatkan hal yang kita inginkan itu sepi. sepi, sendiri, aku benci!

Saya memberikan 5 dari 5 bintang untuk buku ini.


Judul         : The Heart is A Lonely Hunter
Penulis       : Carson McCullers
Penerbit      : Qanita
Alih Bahasa  : A. Rahartati Bambang Haryo
Terbit tahun  : cetakan 1, Februari 2007. Terbit pertama di Amerika tahun 1940.
Isbn          : 979-326-57-X



* Sepi, Sendiri, Aku Iri! ~ dikutip bebas dari puisi di film Ada Apa Dengan Cinta. lirik aslinya adalah 'Sepi, Sendiri, aku benci!'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar