Membaca kisah-kisah cinta memang
selalu mengasyikan, ya? Entah itu kisah cinta seperti dalam ftv-ftv yang kadang
telah dapat kau tebak jalan ceritanya, atau kisah-kisah cinta yang bikin
merinding karena air mata sedihmu bahkan telah habis saat belum mencapai
klimaks cerita. Apalagi cerita tentang kisah-kisah cinta yang tak biasa seperti
dalam buku ‘Kecamuk Cinta’ karangan Italo Calvino ini. Gli Amori Difficili, judul asli buku ini
dalam bahasa Italia, berisi 13 cerita tentang kisah-kisah asmara yang ganjil.
Jadi, seperti apakah kisah-kisah
cinta yang tak biasa itu? Dalam cerpen ‘Petualangan Suami Istri’ misalnya, dikisahkan
tentang sepasang suami istri tanpa anak yang masing-masing bekerja. Situasi
menjadi rumit tatkala hal itu dibenturkan dengan jam kerja yang berbeda
sepenuhnya. Sang suami bekerja di waktu malam, sementara istrinya bekerja di
siang hari. Di pagi hari, ketika Arturo pulang dari bekerja, Elide terkadang
masih mendengkur halus di balik selimut. Ketika gairah bergejolak mencekik
leher Arturo, keinginan untuk mencumbu Elide dengan serta merta luruh melihat
wajah istrinya yang begitu damai. Betapa sederhana wujud kasih sayang; sesederhana
keinginan tidak hendak mengganggu kedamaian tidur sang kekasih.
Biasanya, Arturo lalu pergi ke kamar
mandi, membersihkan diri. Yang tak lama kemudian akan disusul Elide yang
terbangun karena aktivitas suaminya di kamar mandi. Menjalani rutinitas mereka
masing-masing di sana, terkadang saling mengosok punggung mereka dengan sabun.
Lalu, ketika keintiman mulai menjangkiti mereka, tiba-tiba Elide akan berteriak
ketika menyadari pagi telah merangkak. Betapa!! Pada detik berikutnya Arturo
akan terpaku di pintu kamar mandi melihat istrinya sibuk menyiapkan diri untuk
berangkat kerja. Perasaan tak berdaya memang selalu menyebalkan*. Dan
kesepian itu selalu menyedihkan. Bagaimana tidak? Ketika Arturo berangkat
tidur, menatap ranjang kosong sambil melamun; satu sisi, sisi tempat ia
seharusnya tidur, rapi seperti baju yang di setrika, dan sisi lainnya tempat
istrinya tertidur, berantakan. Arturo mula-mula tidur di sisinya, kemudian
berguling ke sisi istrinya untuk mencari kehangatan.
Lalu bagaimana mungkin sepasang suami
istri mampu bertahan dalam situasi seperti itu? Jawabannya tentu saja dapat
kita ketahui sejak semula, karena cinta. Cinta macam apa? Cinta yang ada di
mana-mana; cinta yang biasa. Ketika Elide pulang kerja dan Arturo telah lama
bangun dari tidurnya; Elide akan mengulangi pekerjaan-pekerjaan rumah arturo
yang tidak pernah sesuai standar Elide. Sementara itu, Arturo akan mengingat
betapa hangat Elide di saat-saat seperti itu. Kala Arturo berangkat kerja dan
Elide pergi tidur, mula-mula ia akan tidur di sisi ranjangnya, lalu berguling
ke sisi Arturo untuk memeluk bekas tubuh Arturo; tetapi, begitu menyadari sisi itu
begitu dingin, Elide akan berguling ke sisinya karena yakin Arturo juga
berbaring di sisi itu. Di sana, Elide akan dihangatkan bekas tubuh Arturo
ketika tidur.
Pada ‘Petualangan Seorang Penjahat’,
Italo Calvino dengan jenaka mengisahkan cerita seorang buronan polisi yang
bersembunyi di kamar salah seorang perempuan (kata apa yang tepat untuk
perempuan itu ya?)simpanannya. Betapa menyebalkannya, ketika buronan itu baru
saja masuk ke dalam selimut yang hangat di sebelah tubuh seorang perempuan,
dengan menyedihkan, pintu kamar itu diketuk; yang mengetuknya adalah sersan
polisi yang mengejarnya. Alamak!! Tanpa pikir panjang, buronan itu langsung
masuk ke dalam bilik kamar mandi; diam menyimak semua kejadian di luar sana.
Setelah mempercayai kebohongan si perempuan yang mengatakan bahwa lelaki yang
dicari sang sersan tidak datang ke kamarnya, sersan itu serta merta memutuskan
untu beristirahat di ranjang si perempuan, alih-alih pulang atau kembali ke
kantor polisi karena hari telah menjelang subuh. Si buronan mendadak terjebak
di dalam kamar mandi, tanpa rokok, yang ia tinggalkan tanpa sengaja di meja
samping tempat tidur. Dengan menyebalkan si buronan keluar dari kamar mandi
untuk menyerahkan diri kepada sang sersan karena hanya karena tidak bisa
merokok. Menyebalkan, bukan? Si buronan mungkin tak akan menang melawan polisi,
tetapi ia juga dengan menyebalkan tak membiarkan sang sersan nyaman bersembunyi
di balik selimut sementara dirinya meringkut di kamar mandi, tanpa rokok pula!!
Selain 2 kisah di atas, buku ini juga
mengisahkan cerita-cerita lain yang akan membuat pembaca geregetan sendiri.
Seperti dalam cerpen ‘Petualangan Seorang Pembaca’, seorang lelaki yang tengah
asyik membaca sebuah buku berkeras tak ingin melepaskan perhatiannya meski
seorang perempuan dengan gamblang mencoba membuka sebuah percakapan dengannya. Kendati
begitu, di akhir sebuah bab, lelaki itu masih sudi meminjam korek api ketika
perempuan itu tak bisa menyalakan rokoknya karena tak memiliki korek api
sementara si lelaki itu bukanlah perokok. Barangkali hanya seorang pembaca buku
yang merasakan mengerti betapa ketika adegan sedang menuju klimaks seorang
pembaca buku akan membayar berapapun untuk bisa dibiarkan sendiri. Namun,
sekaligus menjadi gemas karena dengan tampak begitu bodoh sebab telah dengan
tidak sopan mengabaikan seorang perempuan berusaha dengan daya untuk mencoba
dekat dengan seoreng lelaki. Gemas!! Geregetan bukan buatan.
Lalu, ada seorang lelaki yang tengah
bahagia karena sebuah affair namun tak bisa membagi kebahagiaan itu dengan
orang lain, atau lebih buruk lagi, tak ada yang peduli bahwa ia sedang bahagia.
Bahkan sepi pun dapat menghampiri orang-orang yang sedang bahagia! Betapa
kejam!! Kemudian seorang lelaki yang dilanda derita meski tengah jatuh cinta.
Bukankah menyedihkan jika penghalang cinta itu lantaran si lelaki merasa
inferior di depan seorang perempuan yang—misalkan—jauh lebih kaya atau glamour.
Selain itu, pembaca juga akan disuguhi sebuah masalah sosial seperti kehidupan
para buruh, tanah-tanah berubah menjadi lahan-lahan untuk bangunan apartemen
bertingkat 4 atau 5, pabrik-pabrik yang mengotori udara dengan debu dan asap.
Dibandingkan dengan kota-kota
imajiner yang lebih masyur dan dikenal khalayak luas, Gli Amori Dificili lebih
mudah untuk dipahami. Dan masih dengan keahliannya menguliti watak seorang
manusia, pembaca dibawa untuk menyelami pergulatan batin manusia. Seperti salah
satu bukunya yang mengisahkan tentang seorang prajurit yang terbelah pedang,
menjadi dua, alih-alih mati, dua bagian tubuh itu hidup seperti manusia lain pada umumnya.
Hanya saja, bagian sebelah kiri tubuh itu berisi sifat-sifat jahat, sementara
bagian sebelah kanan tubuh itu berisi sifat-sifat baik. Di buku ini lagi-lagi
Italo calvino dengan begitu cermat mampu menguliti setiap tokohnya hingga lapis
terakhir pikirannya hingga tidak bisa dikuliti lagi, sehingga pembaca dapat
memahami jalan pikiran setiap tokohnya.
Judul : Kecamuk Cinta
Penulis : Italo Calvino
Penerbit : Jalasutra
Alih bahasa : Intan Fitriana Suwandi
Tahun terbit : 2004
ISBN : 979-3684-15-1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar