Sabtu, 20 Juni 2015

Cinta-Cinta yang Ganjil



Membaca kisah-kisah cinta memang selalu mengasyikan, ya? Entah itu kisah cinta seperti dalam ftv-ftv yang kadang telah dapat kau tebak jalan ceritanya, atau kisah-kisah cinta yang bikin merinding karena air mata sedihmu bahkan telah habis saat belum mencapai klimaks cerita. Apalagi cerita tentang kisah-kisah cinta yang tak biasa seperti dalam buku ‘Kecamuk Cinta’ karangan Italo Calvino ini.  Gli Amori Difficili, judul asli buku ini dalam bahasa Italia, berisi 13 cerita tentang kisah-kisah asmara yang ganjil.

Jadi, seperti apakah kisah-kisah cinta yang tak biasa itu? Dalam cerpen ‘Petualangan Suami Istri’ misalnya, dikisahkan tentang sepasang suami istri tanpa anak yang masing-masing bekerja. Situasi menjadi rumit tatkala hal itu dibenturkan dengan jam kerja yang berbeda sepenuhnya. Sang suami bekerja di waktu malam, sementara istrinya bekerja di siang hari. Di pagi hari, ketika Arturo pulang dari bekerja, Elide terkadang masih mendengkur halus di balik selimut. Ketika gairah bergejolak mencekik leher Arturo, keinginan untuk mencumbu Elide dengan serta merta luruh melihat wajah istrinya yang begitu damai. Betapa sederhana wujud kasih sayang; sesederhana keinginan tidak hendak mengganggu kedamaian tidur sang kekasih.

Biasanya, Arturo lalu pergi ke kamar mandi, membersihkan diri. Yang tak lama kemudian akan disusul Elide yang terbangun karena aktivitas suaminya di kamar mandi. Menjalani rutinitas mereka masing-masing di sana, terkadang saling mengosok punggung mereka dengan sabun. Lalu, ketika keintiman mulai menjangkiti mereka, tiba-tiba Elide akan berteriak ketika menyadari pagi telah merangkak. Betapa!! Pada detik berikutnya Arturo akan terpaku di pintu kamar mandi melihat istrinya sibuk menyiapkan diri untuk berangkat kerja. Perasaan tak berdaya memang selalu menyebalkan*. Dan kesepian itu selalu menyedihkan. Bagaimana tidak? Ketika Arturo berangkat tidur, menatap ranjang kosong sambil melamun; satu sisi, sisi tempat ia seharusnya tidur, rapi seperti baju yang di setrika, dan sisi lainnya tempat istrinya tertidur, berantakan. Arturo mula-mula tidur di sisinya, kemudian berguling ke sisi istrinya untuk mencari kehangatan.

Lalu bagaimana mungkin sepasang suami istri mampu bertahan dalam situasi seperti itu? Jawabannya tentu saja dapat kita ketahui sejak semula, karena cinta. Cinta macam apa? Cinta yang ada di mana-mana; cinta yang biasa. Ketika Elide pulang kerja dan Arturo telah lama bangun dari tidurnya; Elide akan mengulangi pekerjaan-pekerjaan rumah arturo yang tidak pernah sesuai standar Elide. Sementara itu, Arturo akan mengingat betapa hangat Elide di saat-saat seperti itu. Kala Arturo berangkat kerja dan Elide pergi tidur, mula-mula ia akan tidur di sisi ranjangnya, lalu berguling ke sisi Arturo untuk memeluk bekas tubuh Arturo; tetapi, begitu menyadari sisi itu begitu dingin, Elide akan berguling ke sisinya karena yakin Arturo juga berbaring di sisi itu. Di sana, Elide akan dihangatkan bekas tubuh Arturo ketika tidur.

Pada ‘Petualangan Seorang Penjahat’, Italo Calvino dengan jenaka mengisahkan cerita seorang buronan polisi yang bersembunyi di kamar salah seorang perempuan (kata apa yang tepat untuk perempuan itu ya?)simpanannya. Betapa menyebalkannya, ketika buronan itu baru saja masuk ke dalam selimut yang hangat di sebelah tubuh seorang perempuan, dengan menyedihkan, pintu kamar itu diketuk; yang mengetuknya adalah sersan polisi yang mengejarnya. Alamak!! Tanpa pikir panjang, buronan itu langsung masuk ke dalam bilik kamar mandi; diam menyimak semua kejadian di luar sana. Setelah mempercayai kebohongan si perempuan yang mengatakan bahwa lelaki yang dicari sang sersan tidak datang ke kamarnya, sersan itu serta merta memutuskan untu beristirahat di ranjang si perempuan, alih-alih pulang atau kembali ke kantor polisi karena hari telah menjelang subuh. Si buronan mendadak terjebak di dalam kamar mandi, tanpa rokok, yang ia tinggalkan tanpa sengaja di meja samping tempat tidur. Dengan menyebalkan si buronan keluar dari kamar mandi untuk menyerahkan diri kepada sang sersan karena hanya karena tidak bisa merokok. Menyebalkan, bukan? Si buronan mungkin tak akan menang melawan polisi, tetapi ia juga dengan menyebalkan tak membiarkan sang sersan nyaman bersembunyi di balik selimut sementara dirinya meringkut di kamar mandi, tanpa rokok pula!!

Selain 2 kisah di atas, buku ini juga mengisahkan cerita-cerita lain yang akan membuat pembaca geregetan sendiri. Seperti dalam cerpen ‘Petualangan Seorang Pembaca’, seorang lelaki yang tengah asyik membaca sebuah buku berkeras tak ingin melepaskan perhatiannya meski seorang perempuan dengan gamblang mencoba membuka sebuah percakapan dengannya. Kendati begitu, di akhir sebuah bab, lelaki itu masih sudi meminjam korek api ketika perempuan itu tak bisa menyalakan rokoknya karena tak memiliki korek api sementara si lelaki itu bukanlah perokok. Barangkali hanya seorang pembaca buku yang merasakan mengerti betapa ketika adegan sedang menuju klimaks seorang pembaca buku akan membayar berapapun untuk bisa dibiarkan sendiri. Namun, sekaligus menjadi gemas karena dengan tampak begitu bodoh sebab telah dengan tidak sopan mengabaikan seorang perempuan berusaha dengan daya untuk mencoba dekat dengan seoreng lelaki. Gemas!! Geregetan bukan buatan.

Lalu, ada seorang lelaki yang tengah bahagia karena sebuah affair namun tak bisa membagi kebahagiaan itu dengan orang lain, atau lebih buruk lagi, tak ada yang peduli bahwa ia sedang bahagia. Bahkan sepi pun dapat menghampiri orang-orang yang sedang bahagia! Betapa kejam!! Kemudian seorang lelaki yang dilanda derita meski tengah jatuh cinta. Bukankah menyedihkan jika penghalang cinta itu lantaran si lelaki merasa inferior di depan seorang perempuan yang—misalkan—jauh lebih kaya atau glamour. Selain itu, pembaca juga akan disuguhi sebuah masalah sosial seperti kehidupan para buruh, tanah-tanah berubah menjadi lahan-lahan untuk bangunan apartemen bertingkat 4 atau 5, pabrik-pabrik yang mengotori udara dengan debu dan asap.

Dibandingkan dengan kota-kota imajiner yang lebih masyur dan dikenal khalayak luas, Gli Amori Dificili lebih mudah untuk dipahami. Dan masih dengan keahliannya menguliti watak seorang manusia, pembaca dibawa untuk menyelami pergulatan batin manusia. Seperti salah satu bukunya yang mengisahkan tentang seorang prajurit yang terbelah pedang, menjadi dua, alih-alih mati, dua bagian tubuh itu  hidup seperti manusia lain pada umumnya. Hanya saja, bagian sebelah kiri tubuh itu berisi sifat-sifat jahat, sementara bagian sebelah kanan tubuh itu berisi sifat-sifat baik. Di buku ini lagi-lagi Italo calvino dengan begitu cermat mampu menguliti setiap tokohnya hingga lapis terakhir pikirannya hingga tidak bisa dikuliti lagi, sehingga pembaca dapat memahami jalan pikiran setiap tokohnya.
                

Judul : Kecamuk Cinta
Penulis : Italo Calvino
Penerbit : Jalasutra
Alih bahasa : Intan Fitriana Suwandi
Tahun terbit : 2004
ISBN : 979-3684-15-1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar