Semalaman aku kembali membuka file-file film yang
menumpuk di ‘gudang’. Banyak sekali film yang memuaskanku. Seperti guru yang
agung, bagaikan tuhan yang murung2. Betapa manis ketika malaikat
maut kemudian jatuh cinta pada anak perempuan dari seorang lelaki yang
seharusnya dia cabut nyawanya_emmm aku sedang tak ingin membahas soal mungkin
atau tidaknya malaikat jatuh cinta; sudah kubilang aku tengah sentimentil.
Kemudian di film kedua tentang Billy Beane. Sebuah film tentang olahraga
bisbol. Selain aku tengah frustasi terhadap klub bola kesayanganku, tiba-tiba
aku menginginkan seorang manager seperti Billy Beane menggantikan pelatih klub
bola yang tampaknya tengah terlena akan kekuasaannya di klub yang dilatihnya
selama 18 tahun terakhir. Ia seperti kenangan lama yang tak pernah memberimu
apapun, kecuali rasa nyaman yang semu. Film ketiga yang kusaksikan semalam
sebelum aku memutuskan untuk memejamkan jiwa, He Just Not That In To You...
film yang manis sekali. Begitu kompleks. Betapa semua hal rumit itu
sesungguhnya sederhana. Sekali lagi, sebutlah aku sentimentil, aku tidak
peduli, karena barangkali itu diriku.
Apa yang akan kau lakukan saat kau bertemu seseorang
yang mempunyai sebuah kebiasaan kecil yang secara ajaib juga engkau lakukan
dengan kesamaan detail yang sempurna? Hal pertama yang ingin aku lakukan adalah
tertawa keras. Yang lalu kemudian aku inginkan adalah ia pun menertawakannya
dengan cara yang sama. Pernahkah kau menertawakan sesuatu yang kau anggap lucu
tetapi orang lain di sekitarmu menganggap hal itu biasa-biasa saja. Itu salah
satu hal yang lebih menyedihkan ketimbang kesepian karena engkau tidak
mempunyai pasangan. Yang paling aku damba dari seorang perempuan yang kelak mau
khilaf bersamaku menjalani kehidupan menua dalam rumah tua yang aku bangun
sendiri atap-atapnya adalah kami memiliki selera humor yang sama. Saat aku bisa
menertawakan kebodohanku dan kebodohannya dengan ketulusan tanpa pretensi
apapun, kupikir aku akan sanggup mendaki jalan ke rumah almarhum Mbah Maridjan
yang pada akhir tahun kemarin aku menyerah setelah jarak yang ke 200 meter.
Pada hal-hal sederhana seperti ketika seorang artis film dalam sebuah film
horor yang dengan banggga menyatakan diri sebagai paranormal, pada film-film
menyedihkan yang mengaku sebagai film horor, pada cerita-cerita sinis dalam
sebuah buku satir, pada sebuah ejekan yang begitu rapi disembunyikan dalam
bungkus kado natal paling indah yang bisa engkau bayangkan; pada hal-hal itu
aku sering merasakan kesepian ketika menertawainya dengan lugu. Ah, kembali
pada malaikat maut yang sedang jatuh cinta, bermainlah dengan imajinasimu,
betapa manis menyandingkan kematian dan cinta??? Itu saja yang paling aku sukai
dari film Meet Joe Black. Yang setiap kali aku memutarnya, aku selalu khidmat
menikmati adegan pertemuan mereka. Aku iri. Kalau memang aku tak berkesempatan
mendapatkan kenangan indah seperti itu nantinya yang bisa kupamerkan pada
putra-putriku, aku akan menciptakannya sendiri. Dengan cara apapun. Once Upon A
Time....
Apa kalian tahu hal paling cengeng buatku? Pameran
kasih sayang antara ayah dan anak perempuannya. Betapa indah rasa sayang Casey
pada Billy yang sedang mengalami masa sulit ketika menjalankan klub bisbol yang
ia kelola. Aku sungguh tersentuh ketika Casey sedang makan eskrim di dapur
bersama Billy, dengan malu-malu Casey menanyakan keadaan ayahnya yang tengah
tertekan ketika Oakland Athletics memulai musim dengan sangat buruk. Yang
terjadi kemudian, Billy menyuruh Casey untuk tak mengkhawatirkannya. Salah satu
adegan yang juga berkesan adalah ketika Jeremy, bermain di liga minor [baca disini]. Aku jua menyukai peter brand. Peter dan Billy adalah orang-orang yang
kesepian. Meyakini sesuatu yang dipandang sebelah mata oleh orang lain. Menjalani
dan bertahan di jalan sunyi begitu menyenangkan. Dan kesulitannya berbaur
dengan anggota tim dalam posisinya sebagai assisten manajer umum, sebagai
Rookie. Karena film ini pula aku jadi begitu tergila-gila dengan lagu The Show
milik Lenka. Salah satu film yang layak engkau tonton dan koleksi. Bukan sekadar
film olahraga dan bagaimana Billy berusaha menggugat kemapanan bisnis bisbol di
amerika. Ini juga tentang hubungan manis antara seorang ayah dan anak perempuannya.
Sementara He Just Not That In To You adalah sebuah
film dengan begitu banyak tokoh. Tentang begitu rumit atau sederhananya cinta.
Pasangan pertama, ah iya , aku lupa nama tokohnya ,
aku akan bilang Jennifer Connelly dan Bradley cooper. Mereka adalah sepasang
suami istri yang bisa dibilang medioker family, dalam artian rumah tangga
mereka biasa-biasa saja. Situasi menjadi rumit ketika Bradley Cooper bertemu
dengan Scarlett Johannson. Singkatnya, rumah tangga itu menjadi goyah ketika
Bradley Cooper mengaku berselingkuh dengan Scarlett Johanson. Namun, ketika
mereka sepakat untuk mempertahankan hubungan mereka dan mengabaikan
perselingkuhan itu, hubungan itu menjadi hancur ketika Jennifer Connelly
mengetahui kebohongan yang dilakukan Bradley Cooper tentang kebiasaannya
merokok. Bagaimana jennifer melupakan perselingkuhan dan mempermasalahkan
merokok menjadi begitu menggelitik. Sebutlah itu kerumitan, atau betapa
sederhananya merokok ketimbang selingkuh?? Itu hakmu untuk memberi arti. Yang
menjadi landasan adalah tak terbayangkannya trauma Jennifer Connelly kepada
rokok oleh sebab ayahnya meningal karena kanker paru-paru. Atau justru soal
kebohongan yang dilakukan Bradley Cooper? Dan bukan melulu soal merokok yang
menjadi perkara?? Satu lagi yang menggelitik nuraniku adalah adegan ketika
Scarlett terkurung di dalam lemari sementara di luar lemari ia mendengarkan
upaya rujuk Bradley Cooper dan jennifer Conelly. Betapa tak terbayangkan olehku
apa yang Scarlett rasakan!
Maka, Scarlett johanson yang memiliki teman
tapi mesra bernama Connor, yang ia
nyaman untuk berbagi segala hal, hingga untuk kemampuan tidur bersama. Di saat
Connor tergila-gila pada Scarlett, satu satunya yang menghalangi Scarlett
menerima pinangan Connor adalah sebuah kebiasaan Connor setelah selesai
bercinta, Connor tidur seperti bayi yang memeluk ibunya. Benar-benar bayi. Sungguh-sungguh
malang!
Lalu ada Jennifer Aniston dan Ben Affleck yang telah
hidup bersama selama 7 tahun dan baik-baik saja tanpa ikatan pernikahan. Ben
Affleck tidak percaya pada pernikahan. Lalu tiba-tiba Jennifer Aniston
menginginkan pernikahan. Siapa yang tak menginginkan pernikahan? Perempuan mana
yang tak menginginkannya? Maksudku perempuan yang sudah menemukan teman
hidupnya? Ah sebaiknya aku tak terlalu banyak bicara soal bagaimana mereka
kemudian rujuk, kisahnya terlalu menyenangkanku hahahahaha yang ingin aku
bilang dari mereka ialah, kebersamaan indah itu rusak setelah Jennifer Aniston
terpengaruh omongan seorang kawannya, Gigi, yang tengah mencari pasangannya.
Hubungan indah itu langsung goyah ketika ia menginginkan pernikahan. Hati-hatilah
dengan apa yang kau dengar!
Dan Gigi serta Alex?? Hmmmm Gigi... betapa seseorang
begitu mudah untuk mempermalukan diri sendiri. Betapa persahabatan kadang tidak
menolongmu. Bagaimana sebuah nasehat seorang sahabat yang ingin melindungi dan
menghibur sahabatnya menjadi sesuatu yang rumit dan menjatuhkannya dalam
kubangan lumpur? Betapa dengan terlalu mendengarkan nasehat banyak orang kadang
justru kamu tengah menempatkan dirimu di bibir jurang. Angkat dagumu, yakin
pada diri, maka semua akan baik-baik saja. Sementara Alex, seorang lelaki yang
merasa begitu mengenal lelaki dan perempuan dalam persoalan asmara ternyata
tidak tahu sama sekali. Meski seringkali ia bisa dengan mudah menganalisa
perilaku orang lain, ia bahkan tidak mengenal dirinya sendiri.
***
Ketiga film tadi, beruntungnya tersimpan tenang di
gudang, ia seperti anggur yang semakin lama disimpan semakin nikmat. Tak pernah
membosankan. Bagiku. Barangkali hanya bagiku, entah bagi kalian. Kalian tentu
ingat ungkapan ‘sesuatu menjadi berarti karena kita memberinya arti’3. Aku
termasuk orang yang suka menyisipkan arti dalam hal-hal sederhana yang mampir
dalam hidupku. Seperti sandal, misalnya, buku, baju seragam kerja dan lain
sebagainya. Orang sering kasihan pada diriku yang terlalu mengikatkan hidupku
pada kenangan. Tak bisa move on kata mereka. Sesungguhnya aku kasihan pada
mereka. Aku kasihan pada orang-orang yang takut akan kenangan. Orang-orang yang
memperlakukan kenangan seperti prasasti mati. Bagiku, kenangan bisa menjadi
sumber energi, sumber senyum. Karena aku memberinya arti. Ketika aku memutuskan
menghapus arti dari hal-hal sederhana maka ia akan menjadi sepele seperti
seharusnya, barang sederhana yang sama, yang berarti sederhana, dan kejadian
yang sederhana. Yang dengan sederhana bisa kau turunkan dari pundakmu. Semua ada
di tanganmu, pilihanmu. Tapi, aku takkan menolak kalimat ini...
Bagaimana
mungkin engkau tidak bersikap romantis tentang kenangan??
Nb:
1 : dikutip bebas dari film moneyball
2 : lirik lagu dialog dini hari di lagu revolusi
otak
3 : dikutip dari sartre
Bagiku, kenangan bisa menjadi sumber energi, sumber senyum. Karena aku memberinya arti.
BalasHapusDan bagaimana mungkin engkau tidak bersikap romantis tentang kenangan??
Lanjutken, mas.. hehe :D
hiihihihihhi makasih mas puthut
Hapus