Suatu kali saya baru saja menonton film The Counselor. Ada sebuah chapter yang hingga kini masih menempel dalam kepala saya. Dan aku ingin membaginya kepada kalian:
"Pada suatu masa dalam sebuah dunia, hiduplah seorang penyair yang begitu mencintai kekasihnya. oleh suatu sebab yang saya lupa, sang kekasih meninggal, meninggalkan cinta yang bagi sang penyair. Sang penyair dengan kesedihannya kemudian , menuliskan sajak-sajak cinta untuk sang kekasih. Kemudian berkat sajak-sajak itu Sang penyair ditahbiskan menjadi seorang penyair besar. Syahdan, Sang penyair mendapatkan penghargaan atas sajak-sajaknya, mendapatkan uang dari sajak-sajaknya, dari kesedihannya.
Pada akhirnya penyair itu menjadi orang kaya. Segala hal yang mau melacurkan dirinya pada uang mampu ia beli. Namun, Kehilangannya akan Sang kekasih tak pernah bisa hilang dari jiwanya. Sang penyair masih dirundung kesedihan yang dalam akan cintanya yang hilang, kekasihnya.
Seorang kawan yang melihat hal itu kemudian bertanya kepada sang penyair "Dengan segala kekayaanmu, kenapa engkau masih bersedih?"
sang penyair tak bisa menjawab pertanyaan itu. ia lalu menawarkan "aku bersedia menukar seluruh kekayaanku dengan sebuah kebahagiaan. ambillah kesedihanku bersama seluruh kekayaanku."
sahabatnya tampak berpikir sejenak. namun kemudian ia menggelengkan kepalanya.
Begitulah, bahkan seluruh negeri tak ada yang mau menukarkan kebahagiaannya untuk kekayaan sang penyair beserta segepok kesedihan yang ia pelihara. [ ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar