Jumat, 08 Agustus 2014

#BGANia: Untuk Para Pengembara Yang Selalu Merindukan Rumah

Pada sebuah minggu pagi yang cerah di bulan Ramadhan pada tanggal 12 juli 2014 saya membaca sebuah berita di kolom olahraga yang membuat saya mengambil jeda untuk menghela nafas. "Lebron James pulang ke Cleveland Cavaliers" iya begitu judul berita yang membuat saya tertegun.

Baiklah, Apakah anda mengenal Lebron James? Tidak? Baik ini sedikit mengenai siapa Lebron James. Lebron, sekarang ini adalah salah satu pebasket terbaik yang dipunyai Amerika. Lebron memulai kariernya di klub basket yang bisa dibilang papan bawah di masa dia bermain di klub Cleveland Cavaliers. Sejak 2003 hingga 2010 Lebron nyaris sendirian membawa cavaliers berjuang untuk mencoba memenangkan cincin juara NBA. Setelah selama tujuh tahun, pada akhirnya Lebron memutuskan untuk meninggalkan Cavs(nick name  Cleveland Cavaliers) untuk memperkuat Miami Heats demi sebuah gelar NBA yang diidamkan namun tak jua terengkuh bersama Cavs. Bersama Heats, dua kali Lebron berhasil memenangkan gelar juara NBA dua kali: 2012, 2013. Dari 4 kesempatan ke final NBA, 4 musim dan 4 kali final. Siapa yang tak gentar melawan Heats dengan Lebron?

Lalu datanglah berita itu, di tengah masa kejayaannya bersama Heats, Lebron memutuskan pulang ke Cleveland.

"Anak-anak saya sudah mulai besar sekarang, saya berharap bisa melihat dan mendampingi mereka tumbuh. Dan dalam kepala saya, saya ingin melihat mereka tumbuh di lingkungan yang sama dengan saya tumbuh"

"Sebelum orang tahu di mana saya akan bermain bermain bola basket, saya adalah anak asal Northeast Ohio. Di sanalah saya berjalan. Di sanalah saya berlari. Di sanalah saya menangis. Di sanalah saya terluka. Daerah itu mengisi tempat spesial dalam hati saya. Warga di sana menyaksikan saya tumbuh."

Begitu jawab Lebron dalam sebuah wawancara. Setelah mempertimbangkan banyak hal, Lebron akhirnya memutuskan kembali bermain bersama Cavs. Sebuah klub kecil yang akan kesulitan untuk masuk ke final wilayah.

"Saat aku meninggalkan Cleveland, aku sedang dalam sebuah misi. Aku mencari titel juara, dan kami juara dua kali. Tapi Miami tahu perasaan ini. Tujuanku masih memenangi titel sebanyak mungkin tapi apa yang paling penting bagiku sekarang adalah membawa setidaknya satu trofi juara ke timur laut Ohio."

"Di timur laut Ohio, tidak ada yang gratis. Semuanya dihasilkan. Anda bekerja untuk apa yang Anda miliki. Aku siap menerima tantangan ini. Aku pulang ke rumah," kata LeBron.

Masih ada manusia-manusia yang lebih menghargai tanah tempat dia lahir dan tumbuh. Manusia-manusia yang tak melulu mengagungkan kejayaan. Masih ada manusia seperti Lebron James.

"Sebelum siapapun peduli di mana aku akan bermain basket, aku hanyalah seorang bocah dari timur laut Ohio."

"Itulah tempat di mana aku berjalan, tempat di mana aku berlari, tempat di mana aku menangis. Orang orang di sana telah melihatku tumbuh. Hubunganku dengan timur laut Ohio lebih besar dari bola basket. Aku tidak menyadarinya empat tahun lalu, tapi aku sudah sadar sekarang."


Anda boleh mengatakan saya sentimentil. Tapi, seperti juga Lebron, saya pun mendambakan hidup di kampung di mana saya menghabiskan masa kecil saya. Sudah terlalu lama saya meninggalkan ibu saya, menelantarkan adik perempuan saya tumbuh tanpa seorang kakak yang bisa melindunginya.

Kalau dihitung kembali, sudah terlalu lama. 2004-2008 saya menjadi sisiphus di Karawang. Pada 2009 saya menengok saudara di Riau. 2010, pada bulan April, saya kembali memutuskan untuk mendamparkan diri di Kalimantan. Sampai saat ini(sebenarnya sejak januari ini saya sedang di rumah, cuti sakit, tapi tanggal 3 September nanti saya harus kembali ke kalimantan). Dan keinginan untuk pulang itu masih wacana.

Tapi suatu saat nanti, secepatnya, saya bisa membayangkan tinggal di rumah menemani ibu. Menemani kesepiannya. Bahkan membayangkannya saja sudah bisa membuat saya tersenyum. :)

Meskipun kampung saya telah tumbuh, berubah, barangkali tak lagi senyaman pada masa kecil saya, dan telah begitu banyak hal yang saya lewatkan. Takkan pernah ada bau tanah yang bisa memuaskan rongga di dadaku selain aroma tanah kampungku yang basah oleh air hujan.


"Kadang kala saya merasa saya anak mereka. Saya ingin memberi mereka harapan selagi saya bisa. Saya ingin menginspirasi mereka kapan pun saya bisa. Hubungan saya dengan Northeast Ohio lebih besar dibandingkan bola basket. Saya tak menyadari itu empat tahun lalu. Sekarang saya sadar," kata James seperti dikutip Reuter.


Sebentar lagi Agustus akan segera habis. Saya akan kembali meninggalkan rumah. Sementara Lebron tengah memulai kembali kegairahannya untuk memberikan secercah harapan pada penduduk Cleveland agar bisa turut mencicipi rasa bahagia kala Lebron merengkuh gelar juara NBA.


Aku masih di sini, selalu bertanya-tanya, seraya terus melangkah menyusuri jalan yang entah kemana akan membawaku. Sampai nanti. Sampai mati! Sampai aku berani membuat jalan sendiri!  [  ]




Tulisan ini diikutsertakan di dalam lomba #BGANia yang diadakan di sini  http://kata-nia.blogspot.com/2014/07/BGANia.html?m=1

2 komentar: