Kamis, 05 Desember 2013

kamisan #11 Lem kertas - Hari Lebaran


Wawan menuangkan air panas ke dalam ember bekas cat yang berisi tepung pati kanji. Sedikit demi sedikit air panas itu dituangkan sambil diaduk pelan hingga adonan menjadi semacam bubur tetapi sedikit lebih encer.

“Bikin apa Wan?” tanya Ibu wawan yang baru saja selesai melayani seorang pembeli di warungnya, duduk di lincak di area bengkel tambal ban yang dikelola suaminya.

“Lem kertas.” jawab Wawan ringan dengan bibir tersungging.

“Buat apa?” sahut Ayah Wawan yang sejak tadi mengamati Wawan.

“Tuh... “ Wawan menunjuk selebaran pengumuman Salat Ied di halaman Kantor pos.

“Oh... jadi lebaran tanggal berapa?” tanya Ayah Wawan sambil berjalan ke mesin kompresor saat Ustadz Hari datang hendak mengisi angin ban motornya yang kurang angin.

“Tanggal 9 nanti.”

“Loh, tidak menunggu sidang isbat dulu to Mas Wawan?” Ustadz Hari menimpali.

“Awal puasa kemarin sudah bareng kan Mas?” tanya Wawan pada Ustadz Hari. Tanpa menunggu jawaban, Wawan melanjutkan. “Lalu kenapa tidak Hari Raya-nya bareng juga? Di rapat PHBI kemarin, disepakati Hari Raya tanggal 9 Mas.”

Ustadz Hari tak menanggapi, ia menyalakan motornya dan pergi meninggalkan mereka. Tepat sebelum Anto, Andri, Wiwit dan Tanto datang.

“Ada apa?” tanya Anto yang menyadari kehadiran Ustadz Hari barusan.

“Sudah, tak usah dipikirkan. Memang begitu sejak dulu, tak pernah sejalan dengan PHBI kan orang itu.” sergah Ibu Wawan.”Paling banter seperti tahun kemarin, supaya dia yang mengurusi salat Ied di Kantor Pos, dia hanya menginginkan uang infaq-nya saja.”

“Yah, nggak usah dipedulikan orang yang seperti itu, sebaiknya kita kerjakan saja tugas kita.” tukas Anto yang lalu mengambil pamflet yang harus mereka sebarkan.

Wawan mengambil dan menenteng ember berisi lem yang tadi dia buat. “Aku hanya ingin kampung kita rukun, tidak lagi terpecah-pecah karena perbedaan Hari Raya. Itu saja!” Wawan menyusul teman-temannya yang sudah berangkat. [ ]




Catatan kaki:
Lincak : kursi panjang dari bambu
PHBI    : Panitia Hari Besar Islam, yang mengurusi perayaan-perayaan hari besar Islam, meliputi penyelenggaraan Salat Ied.

4 komentar:

  1. Itu masih urusan sesama muslim ya, mas. Mudah terpecah oleh perbedaan hari Idul Fitri. Belum dengan perbedaan yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih, aku sendiri miris kok, pengennya rukun gitu... kalau pemerintah tegas, bisa sebenernya, kayak di malaysia itu.. bisa barengan satu malaysia, semua ikut depag malaysia. terima kasih sudah mampir :)

      Hapus
  2. Sama-sama, terima kasih juga sudah mampir ;D

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus