Pernahkah kalian membayangkan bagaimana kerasnya
kehidupan ketika manusia pertama harus bertahan hidup di dunia, di bumi? Apakah
keras ataukah menyenangkan karena tidak ada orang lain yang melarangmu
melakukan apapun yang ingin engkau lakukan? Bagaimana rasanya hidup sendirian
di dunia ini? Kesepian? Bahkan saat akhirnya engkau bertemu dengan pasanganmu
dan memulai hidup baru bersama pasanganmu, akankah itu kesendirian itu hilang?
Oke, engkau bersama pasanganmu, tapi apakah itu menghilangkan kenyataan bahwa
kalian sendirian? Kalian berdua, sepasang manusia yang sendirian. Satu-satunya
pasangan yang ada. Dan ketika sebuah kejahatan pertama terjadi, misalnya ketika
anak tertua yang membunuh saudaranya sendiri, apa yang akan kalian lakukan
untuk memastikan hal buruk itu tidak terulang lagi? Peraturan! Meskipun saya
sendiri tak cukup yakin apakah peraturan yang dibuat oleh manusia adalah
peraturan yang akan memastikan manusia lainnya mendapat keadilan atau
barangkali peraturan itu dibuat untuk membatasi orang lain agar tidak melakukan
hal-hal yang bisa mengikis kepentingan pribadi si pembuat peraturan?
“peraturan di Glade sangat sederhana: saling menghormati,
kerjakan bagianmu dan jangan menyakiti anggota Glade yang lain” begitu tokoh
Alby berkata kepada Thomas.
Glade adalah sebuah area yang berada di tengah sebuah
labirin raksasa yang selalu berubah bentuk setiap malam hari. Setelah tiga
tahun semenjak orang pertama dikirim oleh-entah-siapa, Glade berisi sekumpulan
orang yang kemudian tinggal dan bertahan hidup di dalamnya.
Glade adalah sebuah miniatur, sebuah
dunia/negeri/kota/wilayah di mana untuk menciptakan kedamaian hidup bersama
semua manusia yang tinggal di sana, maka dibuatlah sebuah peraturan sederhana
yang harus dipatuhi oleh semua penghuni di sana. Aturan adalah aturan. Siapapun
yang melanggarnya harus dihukum!
Dan peraturan sangat diperlukan dalam sebuah koloni.
Sebuah kelompok yang berisi banyak kepala dengan berbagai cara pikirnya. Begitu
juga Glade, dengan seluruh penghuninya. Penghuni Glade terdiri dari sekumpulan
kelompok yang hidup rukun, bahu-membahu untuk menciptakan sebuah kondisi yang
layak untuk bertahan hidup. Ada kelompok pembangun yang bertugas membangun
bangunan. Lalu ada kelompok pemasak, orang orang yang bertugas memastikan
terpenuhinya kebutuhan makanan untuk mereka. Ada dokter yang beranggotakan 2
orang. Dan ada para pelari, mereka itu setiap hari bertugas berlari memasuki
gerbang labirin yang terbuka pada pagi hari dan harus keluar dari dalam labirin
untuk kembali ke Glade sebelum matahari terbenam saat pintu labirin tertutup.
Selain karena pada malam hari adalah waktu bagi labirin untuk berubah bentuk,
juga karena pada malam hari adalah waktu bagi para grievers keluar dari
sarangnya di dalam labirin. Grievers adalah semacam robot berbentuk laba-laba
yang memiliki ekor penyengat seperti kalajenking yang menyuntikan racun. Mereka
semua dipimpin oleh Alby, seorang lelaki yang dianggap sebagai orang pertama
yang dikirim oleh-entah-siapa ke dalam Glade.
Alby, mengatur kehidupan di dalam Glade dengan sedemikian
rupa sehingga mereka dapat hidup damai di dalam Glade. Tetapi kedamaian itu
terusik oleh kedatangan seorang lelaki bernama Thomas. Thomas dengan segala
rasa ingin tahunya mulai mempertanyakan segala hal. Pendatang baru itu kemudian
segera menjadi pusat kehidupan di Glade ketika Thomas memutuskan melanggar
aturan yang selama ini dipegang kukuh; Thomas menerobos masuk ke dalam pintu
labirin sesaat ketika pintu labirin akan tertutup karena Thomas ingin menolong
Alby yang tersengat Grievers dan tidak mampu keluar sebelum matahari terbenam.
Aturan tetap aturan. Siapapun yang melanggarnya harus dihukum!
Tak hanya itu, Thomas juga melakukan hal yang sebelumnya
tidak pernah dilakukan oleh siapapun: membunuh seekor Grievers. Meskipun
berhasil menyelamatkan Alby, hal itu tidak serta merta menjadikan Thomas
sebagai seorang pahlawan. Adalah Gally, orang yang memiliki kekuatan yang besar
karena badan kekarnya yang terlatih selama menjadi kelompok pembangun; Gally
menyalahkan Thomas karena telah membunuh seekor Grievers. Selama ini mereka
hidup berdampingan, selama tiga tahun, tidak ada yang pernah membunuh Grievers
dan mereka bisa hidup tenang di dalam Glade tanpa diganggu oleh para Grievers.
Apakah Thomas telah melakukan kesalahan karena telah membunuh mahkluk yang
secara matematis tidak sanggup dilawan oleh seorang manusia? Yang kekuatannya
dapat menghancurkan siapapun dengan kaki-kaki robotnya dan dengan penyengatnya?
Siapa yang bisa memastikan keadaan akan tetap sama seperti ketika belum ada
Grievers yang dibunuh? Siapa yang tidak mempunyai dendam saat ada saudara
dibunuh oleh orang lain? Kalian tentu ingat dengan film the beach yang
dibintangi Leonardo Di Caprio yang berhasil membunuh seekor hiu yang hendak
memangsanya. Yang terjadi kemudian adalah sekelompok hiu melakukan balas
dendam. Membuat kawasan pantai yang tadinya aman kini menjadi berbahaya oleh
ancaman serangan hiu.
Tidak sampai di situ, sebuah kejadian yang membuat
kedamaian di dalam Glade kian terusik adalah kedatangan seorang pendatang baru
yang membawa secarik kertas bertuliskan ‘yang terakhir, selamanya’ dalam selang
waktu hanya tiga hari setelah kedatangan Thomas. Ini menyalahi kebiasaan bahwa
kedatangan pendatang baru adalah satu orang pada setiap bulannya. Dan kenyataan
pendatang baru itu bahkan membawa sebuah pesan ‘yang terakhir, selamanya’. Apa
maksud pesan itu? Dan yang lebih penting lagi adalah pendatang baru itu,
Teresa, seorang perempuan. Perempuan satu-satunya di dalam Glade.
Yang menarik bagi saya adalah jelas, Teresa. Sebagai
seorang perempuan satu-satunya, seandainya benar ia adalah orang terakhir yang
dikirim oleh-entah-siapa ke dalam Glade, maka Teresa adalah satu-satunya yang
diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup para penghuni di dalam Glade.
Tanpa Teresa, mereka bisa hidup berkecukupan dengan semua yang telah mereka
usahakan selama tiga tahun terakhir untuk bertahan hidup di dalam Glade; terus
hidup, menua sampai akhirnya mati dibunuh waktu. Dan kehidupan akan berhenti.
Tapi, dengan Teresa, semua dapat berjalan sama sekali lain. Dengan Teresa,
mereka bisa memastikan akan adanya keturunan berikutnya dengan beranak-pinak
hingga kemudian memenuhi bumi, seperti Adam dan Hawa, yang dengan keturunan
merekalah, kita, manusia memenuhi bumi seperti sekarang ini.
Yang bahkan lebih hidup dalam imajinasi liar saya adalah,
bagaimana jadinya jika seandainya mereka, para lelaki itu, kemudian saling
berperang untuk memperebutkan Teresa, seperti Troy pada akhirnya harus
menghadapi Yunani/Agamenon untuk seorang Helen. Akan sehebat apa kira-kira
perang itu saat yang diperebutkan adalah seorang perempuan terakhir yang
berpotensi meneruskan darah mereka hingga menjadi manusia-manusia yang kemudian
memenuhi dunia ini, sama seperti kita, keturunan Adam dan Hawa.
Saya juga menjumpai dua tipe manusia di dalam film ini;
yang sampai saat ini masih membuat diri saya sendiri terus bertanya-tanya;
seandainya saya adala salah satu dari penghuni Glade, akan ke manakah berpihak?
Tipe manusia pertama adalah Thomas, yang dengan rasa ingin tahunya, dengan
selalu memupuk harapan, siap mengambil resiko apapun yang mungkin akan dia
hadapi di luar sana_jika dunia luar itu benar-benar ada_dengan terus-menerus
mencari jalan keluar dari dalam Glade. Dan tipe manusia lainnya itu tentu saja
Gally. Si orang perkasa itu adalah manusia yang memilih bermain aman. Gally
lebih memilih sebuah tempat di mana dia bisa memastikan eksistansinya. Untuk
apa meninggalkan tempat yang telah menjamin kehidupannya di dalam Glade? Meninggalkan
sebuah tempat yang aman dan nyaman, untuk sebuah dunia yang mungkin hanya ada
dalam angan mereka? Dan kalaupun dunia itu memang ada, apakah dunia yang lain
itu adalah tempat yang baik buat mereka? Sebuah dunia yang tak akan membiarkan
mereka kelaparan, atau dunia tanpa orang jahat yang mungkin sekali akan
menindas mereka?
Sampai saat ini saya masih bertanya-tanya, apakah saya
ini Gally ataukah Thomas?